Tuesday, February 27, 2007

semoga sukses

tidak terasa lamanya sudah hampir satu tahun lebih lamanya aku sudah bekerja di perusahaan ini, entah kenapa hari ini aku merasa seperti setahun silam dimana ada persaan sedikit sedih dan rasa ingin mencoba untuk sesuatu yang baru demi kemajuan dengan satu langkah dan keputusan baru.
cuman bedanya kalo setahun silam saya sedih karena meninggalkan 3 org rekan kerjaku yg sudah lumayan solid....sekarang mau ga mau saya harus berpisah untuk sementara dengan rekan2 kerjaku yg sudah setahun lebih bersama dalam suka dan duka. mudah2an keputusanku ini adalah yg terbaik...karena alasan yg ga saya bicarakan disini.
terima kasih sahabat dan rekan kerjaku, terimakasih buat semua,.... pak martin, bu iwuk, pak ajat terimakasih atas emuanya, mudah2an perpisahan sementara ini adalah awal perjumpaan kita di kemudian hari insya allah.

Tuesday, February 20, 2007

Bandungku

tiga puluh tahun ke belakang kawasan di atas adalah kawasan yang sangat nyaman untuk tempat tinggal dimana saya tumbuh besar di lingkungan yang cukup asri dengan pesawahan di sekitar dan lapang yang cukup luas untuk bermain,.....sekarang lihatlah begitu pengap, sesak sepertinya tidak sehat lagi untuk suatu hunian...tapi begitulah kondisi kota tempat kelahiranku di jl.pasirkoja Gg,K.H.Isak Wijaya lingkar selatan Bandung , yang sekarang hanya tinggal kenangan..bukan lagi pesawahan, bukan lagi pohon yg tumbuh menjulang tinggi melainkan gedung-gedung yg mulai tumbuh di sekelilingnya sehingga sinar matahari tidak bisa lagi mencium tanah.

Monday, February 19, 2007

"Valentine Days"

Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu?

Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.

Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ”

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.

Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Wallahu'alam bishawab.

Wednesday, February 7, 2007

Banda Aceh


Buat Istriku Tercinta

Isteriku, hanya dahaga yg dapat kuberikan padamu
setimpal ganjalan baru di perut Ali
Pertanyaan yg selalu ingin dicari
memecah sunyi dengan sepi
Isteriku, biarkan aku menjadi sayapmu
menemanimu melayang tinggi
melihat kearifan di langit kesturi
menyentuh kesucian di jubah Ar Rumi

Isteriku :
mataku bukanlah mata Ali
tangan bukanlah tangan Umar
hatiku tidaklah selembut Abu Bakar
akalku tidaklah setajam Abu Hurairah
jangan bandingkan aku dengan kezuhudan Ibnu Umar

aku hanya ingin sepetak surga;
takkan mungkin
ku menolah seperti Rabi'ah
takkan berani
ku berdoa seperti Abu Nawas

aku hanya ingin
membagikan lilin kecil dalam hatiku
kepadamu
dalam kokohnya kesetiaanmu
seperti Aisyah;
jangan tuntut aku 'ntuk berikan kesabaran
seperti Ya'kub : aku tak kuasa memukulmu !

kesadaranku adalah pencapaian akhirat
yg terbentuk kejumudan semu
tak bergeming satu tingkat di langit tirakat
kau lah pemantik apiknya
berikan aku spektrum asa
pencapaian tak berlogika
absurditas dengan kaya makna ;
telah kususuri segala ketidakmustahilan
dengan satu harap kan gapai kesucian dan ketinggian
dimana ku ada dan berada
dengan atau tanpa semua yg ada :
yg kutemukan hanya ketidakmengertian !

sungguh, ku hanya ingin sepetak surga
dengan sedikit pahala yg ada

Isteriku, belahan jiwaku
bisa jadi pencarianku tak berarti
bisa jadi pencarianku hanya ilusi
tak pernah menemukan diri
hingga aku mati

Isteriku, doakan aku, aku sepetak surgaku itu

Tuesday, February 6, 2007

Peran Ayah

Belakangan ini, di Amerika sana terjadi perubahan positif dalam hal perawatan dan pemeliharaan bayi.

Perubahan apa itu?

Ternyata semakin banyak para ayah yang berperan serta secara aktif dalam membesarkan bayi mereka. Nah, kebiasaan ini juga seharusnya ditiru nih oleh para ayah di negeri kita... ya kan Ibu-ibu?

Sebenarnya peran serta ayah dalam membesarkan bayinya bukan hanya untuk meringankan beban sang ibu, tetapi menurut penelitian, ternyata juga sangat diperlukan oleh bayi.

Bahkan, sebenarnya bayi memerlukan partisipasi aktif sang ayah sejak proses kelahirannya.

Banyak juga kita temukan para ayah yang merasa nyaman melakukan pekerjaan ini dan tidak hanya mau, bahkan mereka bersemangat dalam berbagi tugas dengan sang ibu.

Karena dengan demikian, mereka bisa berperan aktif dalam berbagai kejadian sehari-hari yang menyenangkan dan tak terlupakan dalam kehidupan bayi mereka, sehingga membentuk ikatan kuat antara mereka.

Apabila Anda seorang ayah yang merasa "nggak Pede" karena "nggak pengalaman" dalam hal-hal seperti itu, berarti Anda harus merubah cara pandang Anda!

Ingatlah, bahwa tidak ada yang terlahir ke dunia ini langsung sebagai ayah atau ibu. Artinya, peran sebagai ayah dan ibu ini adalah sesuatu yang diusahakan dan... sebenarnya ayah juga memiliki kemampuan fitrah untuk bisa memahami seni merawat bayi.

Memang sih tetap saja insting seorang ibu akan lebih menonjol, tetapi mari kita lihat apa yang juga bisa dilakukan oleh seorang ayah...

Ayah bisa mengganti popok, menyiapkan susu botol, membantu memandikan bayi dan menggendongnya untuk kemudian dimomong atau disusui oleh ibunya.

Ingat lho, berbagi tugas seperti ini bisa meringankan kelelahan kedua orang tua dan bisa memberi sumbangan positif untuk kebaikan hubungan suami istri.

Sebuah masalah yang sering terjadi adalah sang ayah yang merasa terpinggirkan bila si ibu memberikan waktu serta perhatian sepenuhnya kepada si kecil. Apalagi jika di beberapa minggu pertama setelah kelahiran bayi tidak ada interaksi antara kedua orang tua.

Walau begitu, perasaan cemburu serta konflik tersebut biasanya hanya bersifat sementara dan hal ini bisa cepat hilang seandainya saja ayah terlibat dalam perawatan serta permainan bersama si bayi.

Bagi si bayi, memiliki kedua orang tua yang terlibat dalam perawatan serta permainan adalah sesuatu yang tak ternilai lho!

Dengan begini, orang tua pun bisa saling mengisi satu sama lain untuk membentuk anak yang sehat dan lebih percaya diri.

Gimana Ayah, siap melakukannya?
Harus dong...

Polygami

Menurut saya, laki2 yg 'berhak' berpoligami itu justru mereka yg tdk pernah 'berniat' berpoligami, tdk pernah bertanya pada istrinya, "boleh gak saya menikah lagi?', sebaliknya justru si istri yg berkata, 'mas, sepertinya akan lebih baik kalau tdk hanya saya yg menikmati keberkahan mjd istri mas' (agak puitis dikit nih bhsnya... :) ).
Kenapa si istri bisa sampe memberi saran demikian?
Krn dia merasa, suaminya itu org yg banyak memberi syafaat & teladan bagi dirinya dan anak2nya. Sehingga dia berpikir, kayaknya sayang deh suami sebaik ini cuma dia yg menikmati, kalau ada lebih banyak istri dan anak2, tentu lebih banyak pula yg bisa mendapatkan syafaat dan teladan darinya.
Sedangkan si suami sendiri, meskipun sudah demikian baiknya di mata sang istri, tetap merasa kurang sempurna shg dia tdk akan dgn PD-nya merasa bisa mengurus lebih dari satu istri, dia akan khawatir tdk bisa bersikap adil, tdk bisa memberi teladan yg baik buat anak2nya, tdk bisa memperhatikan dan mendidik para istri serta anak2.
Ingat, adil thd istri2 itu bukan hanya dari segi materi, dan adil bukan berarti kpd semua istri dibagi sama rata. Tidak sesimpel itu.


Ya, mungkin analoginya mirip2 perkara pemimpin. Seorang yg layak mjd pemimpin justru adalah org yg tidak menginginkan kedudukan itu krn tau beban dan tanggung jawab yg harus dipikulnya akan sangat berat, sedangkan ia takut tdk mampu. Orang lain lah yg menilai bahwa ia layak memikul tanggung jawab tsb.
Sebaliknya org yg meminta2 dipilih memegang suatu jabatan, oleh Rasulullah dulu org spt itu malah tdk diberi jabatan apa2.


Jadi, maaf saja ya, kalau sekarang ada laki2 yg ribut2 pengen berpoligami, langsung deh, saya nilai laki2 yg begini ini TIDAK LAYAK berpoligami (jgn pada kesinggung ya... please... :) )
Saya tdk mau dipoligami (ini berarti keinginan berpoligami datang dari suami), tapi mungkin saya bisa bersedia "memoligamikan" --duh, apa ya istilahnya, maksudnya "membuat suami berpoligami" gitu-- (ini berarti ide berpoligami datang dari istri, dan kalau istri bisa sampe ber-ide spt itu, berarti si suami memang sangat "layak" berpoligami).

Shoping

Belanja pertama buat sang istri...
Pasar Cipulir Kebayoran Baru Jakarta Selatan memang tempat yang pas untuk memberikan kajutan kecil buat sang istri.
Jangan salah model kerudung dan bajunya ga malu2 in loh...soalnya ada guide yg cukup pakar dibidangnya..Mba Ema temen sekantorku yg ikut berperan dalam menentukan kerudung mana yg hrs ku beli...temenku Asep hanya tersenyum2 saja sepertinya sudah tidak sabar pengen belanja buat sang istrinya kelak.....kabitaeun jigana mah ...o ya kalo pengen liat belanjaaku bisa liat foto istriku yg lagi sendiri dan yg lagi duduk samaku loh...itu bajunya,....bagus kan warnanya serasi kan...!!!

Monday, February 5, 2007

Resna & Keluarga

Tafsir Surat An-nas


Murojaah: Ustadz Aris Munandar

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلََهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الوَسْوَاسِ الخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Rob/yang memelihara) manusia, Raja manusia, Sembahan (Ilaah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam manusia, dari golongan jin dan manusia.”

Surat ini beserta surat Al Falaq merupakan sebab sembuhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sihir seorang penyihir Yahudi bernama Labid bin A’shom. Dalam sihir tersebut Rasulullah dikhayalkan seakan-akan melakukan suatu hal yang beliau tidak melakukannya.

Kisah tersebut disebutkan dalam hadits yang shohih, sehingga kita harus mempercayainya. Jika syaitan membisiki Anda dengan mengatakan bahwa seandainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa terkena sihir berarti ada kemungkinan bahwa bisa saja syaitan mewahyukan kepada Rasulullah sebagian dari Al Quran? Maka bantahlah bahwa Allah Maha Kuasa terhadap seluruh makhluknya, jika Allah telah berjanji memelihara kemurnian Al Quran (QS. Al-Hijr: 9) maka tidak ada yang dapat mengubahnya.

Jika setan tersebut kembali membisikkan agar kita menolak hadits tersebut dan menanamkan keraguan di hati kita tentang validitas hadits shohih sebagai sumber hukum islam dengan alasan bahwa kisah itu tidak masuk akal karena Allah subhanahu wa ta’ala selalu melindungi rasul-Nya. Maka katakanlah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak mungkin memelihara lafal Al Quran tanpa memelihara penjelasannya berupa perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dalam hadits. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan dilahirkannya di tengah umat ini para imam ahli hadits yang hafalannya sangat mengagumkan. Di antaranya adalah imam Ahmad yang menghafal hingga 1 juta hadits beserta sanadnya.

Allah subhanahu wa ta’ala menakdirkan terjadinya hal tersebut sebagai ujian bagi manusia, apakah mereka beriman ataukah kafir. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala meng- isra dan mi’raj-kan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu malam, ada sebagian kaum muslimin ketika itu yang murtad. Sedangkan pengaruh perlindungan setelah membaca kedua surat tersebut akan lebih kuat jika disertai dengan pemahaman dan perenungan akan maknanya.

Memohon Perlindungan Melalui Perantara Nama-Nya

Dalam surat ini terkandung permohonan perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan bertawasul (menggunakan perantara) dengan tiga nam-Nya yang mencakup tiga makna keyakinan tauhid kepada Allah secara sempurna. Yaitu tauhid rububiyah, asma wa sifat dan uluhiyah. Ketiga jenis tauhid ini diwakili oleh asma-asma Allah subhanahu wa ta’ala sebagi berikut:

Ar-Rabb, Al-Malik dan Al-Ilaah

Ar-Rabb dalam kata ِرَبِّ النَّاسِ (Tuhan Manusia) bermakna bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta, pengatur dan pemberi rezeki seluruh umat manusia. Tentunya Allah subhanahu wa ta’ala bukan hanya Rabb atau Tuhannya manusia, namun juga seluruh Alam semesta ini beserta isinya. Pengkhususan penyebutan Rabb manusia di sini adalah untuk menyesuaikan dengan pembicaraan. Menauhidkan Allah pada hal tersebutlah yang dimaksud dengan tauhid rububiyah. Seseorang yang memiliki keyakinan bahwa wali-wali tertentu dapat mengabulkan permohonan berupa harta, jodoh atau anak maka dia telah menyekutukan Allah dalam rububiyah-Nya.

Al-Malik adalah salah satu dari asmaul husna yang bermakna pemilik kerajaan yang sempurna dan kekuasaan yang mutlak. Sedangkan penyebutan kata Ilahinnaas (sembahan manusia) di sini adalah untuk menegaskan Allah adalah yang seharusnya disembah oleh manusia dengan berbagai macam peribadatan.

Sedangkan ibadah itu ada dua jenis yaitu zhohir dan batin. Yang zhohir misalnya adalah sholat, do’a, zakat, puasa, haji, nazar, menyembelih qurban dan lain sebaginya. Sedangkan yang batin letaknya di dalam hati, seperti khusyu’, roja’ (pengharapan terhadap terpenuhinya kebutuhan), khouf (takut yang disertai pengagungan), cinta dan lain sebagainya. Barang siapa yang meniatkan salah satu dari ibadah-badah tersebut kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik. Siapa yang sujud kepada kuburan Nabi dan para wali atau yang lainnya, maka dia telah berbuat kesyirikan, siapa yang tawakalnya kepada jimat maka dia telah syirik.

Bisikan Syaitan Pada Hati Manusia

Pada surat Al-Falaq permohonan perlindungan hanya bertawasul menggunakan nama Allah Ar-Rabb saja. Sedangkan pada surat An-Naas ini digunakan 3 nama sekaligus yang mewakili 3 jenis tauhid. Hal ini mengindikasikan bahwa ancaman pada surat An Naas lebih besar dari pada ancaman yang disebutkan pada surat Al-Falaq. Ancaman yang disebutkan dalam surat Al-Falaq hanya mencelakakan manusia di dunia dan bersifat lahiriah, sehingga dapat atau mudah dideteksi.

Sedangkan pada surat An-Naas ini ancamannya dapat mencelakakan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Ancaman yang sangat halus, bukan merupakan kata-kata yang dapat didengar, sehingga sulit untuk di deteksi. Kemudian yang dijadikan sasarannya adalah hati, di mana hati manusia merupakan raja dari seluruh anggota tubuh. Tentang hal tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Sesungguhnya dalam tubuh ini ada segumpal daging, jika baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, jika rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari & Muslim)

Hati sebagai raja adalah yang memerintah seluruh anggota tubuh. Jika hatinya cenderung kepada ketaatan, maka anggota tubuhnya akan melaksanakan kebaikan tersebut. Dan begitu pula sebaliknya. Syaitan menjadikan hati sebagai target utama karena hati adalah ‘tiket’ keselamatan seorang hamba di akhirat, di mana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْنَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih/selamat (saliim).” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)

Orang yang selamat di akhirat adalah orang datang menjumpai Allah dengan hati yang bersih (Qolbun Saliim). Bersih dan selamat dari penyakit syubhat dan syahwat. Syubhat adalah bisikan-bisikan syaitan terhadap seorang hamba sehingga dia meyakini kebenaran sebagai kebatilan, yang sunah sebagai bid’ah dan sebaliknya. Sedangkan syahwat adalah bisikan syaitan untuk mengikuti segala yang diinginkan oleh jiwa, meskipun harus menentang aturan Allah subhanahu wa ta’ala. Jika seorang hamba selalu memperturutkan syahwatnya dan melanggar aturan Allah, maka lama-kelamaan hatinya akan menganggap kemaksiatannya itu adalah suatu hal yang biasa, sehingga menjerumuskannya kepada penghalalan suatu yang diharamkan Allah.

Jika hati diumpamakan sebagai sebuah benteng, maka syaitan adalah musuh yang hendak masuk dan menguasai benteng tersebut. Setiap benteng memiliki pintu-pintu yang jika tidak dijaga maka syaitan akan dapat memasukinya dengan leluasa. Pintu-pintu itu adalah sifat-sifat manusia yang banyak sekali bilangannya. Di antaranya seperti; cinta dunia, syahwat dan lain sebagainya. Jika dalam hati masih bersemayam sifat-sifat tersebut, maka syaitan akan mudah berlalu lalang dan memasukan bisikannya, sehingga mencegahnya dari mengingat Allah dan mengisi hati dengan takwa.

Syaitan Jin dan Manusia

Di kalangan masyarakat ada yang menganggap bahwa syaitan, jin dan iblis adalah jenis makhluk tersendiri. Maka ayat terakhir dari surat ini membantah anggapan yang salah tersebut. Sesungguhnya makhluk yang mendapatkan beban syariat ada dua; yaitu jin dan manusia. Iblis merupakan bangsa jin berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala yang maknanya:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوْا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الجِنِّ

“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin…” (QS. Al-Kahfi: 50)

Sedangkan syaitan adalah sejahat-jahat makhluk dari kalangan jin dan manusia yang mengasung sebagian kepada yang lain ke neraka.

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيِّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ الإِنْسِ وَالجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ القَوْلِ غُرُورًا

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu…” (QS. Al-An’am: 112)

Wallahu a’lam.

Rujukan:
Taisir Karimirrahman fii Tafiiril Kalamil Mannaan (Syaikh Abdurrahaman bin Nashir As-Sa’dy).
Terjemahan Mukhtashor Minhajul Qashidin (Ibnu Qudamah).
Tafsiir ‘Usyril Akhiir Minal Qur’anil Kariim (DR. Sulaiman Al-Asyqor).

Thursday, February 1, 2007

Alhamdulillah...

berakhir juga pencarianku...tanggal 18 september 2006 resmi status baru kusandang sebagai seorang suami buat istriku..........

"tarima abdi nikah ka neng resnawati kalayan mas kawin saparangkat alat shalat sareng emas saberat 100 gram mangrupikeun gelang di bayar
kontan...tan...tan..."

..hhuuuhhh...lega rasanya, dan disitulah pertama kali ku sentuh dengan lembut tangan istriku tercinta.....rasanya deg..deg..plas...di sini baru kurasakan enaknya pacaran setelah menikah/..pasti pada mau yaaa....makanya buruan kawin...eh nikah, dijamin ga bakal nyesel...walo saya sendiri ada rasa penyesalan sedikit sich...( nyesel kenapa ga dari dulu )

Hidup harus Optimis

so pasti lah....hidup itu harus optimis kalo tidak kita akan menjadi orang yang merugi, tentu saja optimis akan kuasaNYA..bener loh,..
kadang kala kita bisa menjadi manusia yang pesimis..itu wajar karena kita bukan mahluk yg sempurna tetapi kita harus dengan cepat dan tanggap untuk sadar kembali akan keyakinan kita. salah satu cara menumbuhkan optimisme kita adalah dengan cara kita mengetahui potensi diri kita sendiri dengan begitu kita bisa memanpaatkan kelebihan kita bahkan meningkatkannya lagi dan memperbaiki kekurangan kita ...tentunya untuk hal yang positif.

Keluarga Sakinah

Tanggal 18 September 2006 merupakan tanggal awal dalam pembukaan lembaran baru dalam hidup. pernikahan merupakan pembuka "pintu rizki" alhamdulillah cita2 almarhum ibu tercinta dan salah satu tujuan dalam hidupku tercapai,..semua itu terwakilkan dengan hadirnya istri yang sangat kusayangi dan aku cintai. sungguh besar karuniaMU ya allah yang KAU tuliskan dalam perjalan hidupku yang penuh dengan suka dan duka. semoga KAU jadikan aku dan istriku menjadi keluarga yang sakinah...amin